MAKALAH
IPA TENTANG PENANGANAN LIMBAH PADAT, CAIR, GAS DARI INDUSTRI
Kelompok 6:
Ahmad Choirul Amin
Defri Andi
Dyah Febry Pujiati
Harsuko
SMK NAWA KARTIKA
T.P. 2014/2015
KATA
PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,
shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga
dan sahabatnya. Berkat kudrat dan iradat-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah “Dampak Polusi Udara, Air, Tanah Terhadap Kesehatan Manusia.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan kepada
penyusun.
Dalam
makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran
dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.
Penyusun
Kelompok 6
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................. ii
Kata Pengantar.................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................... 1
A. Latar
Belakang .......................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................. 2
A. Pengelolaan Limbah
Padat......................................................... 2
B. Pengelolaan Limbah
Cair........................................................... 5
C. Pengelolaan Limbah
Gas........................................................... 10
BAB
III PENUTUP ..................................................................... 14
A. Kesimpulan .............................................................................. 14
B. Saran.......................................................................................... 14
Daftar Pustaka................................................................................. 15
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Limbah merupakan benda (Padat, Cair, Gas, B3) yang
tidak diperlukan dan dibuang, limbah pada umumnya mengandung bahan pencemar
dengan konsentrasi bervariasi. Bila dikembalikan ke alam dalam jumlah besar,
limbah ini akan terakumulasi di alam sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem
Alam
Makalah ini akan membahas tentang pengelolahan limbah
dengan tata cara yang baik dan benar. Diharapkan dengan dilaksanakan
pembelajaran ini dapat dikembangkan manajemen limbah, khususnya limbah Padat,
Cair, Gas, serta berbahaya dan beracun (B3)
B. Tujuan
Dengan adanya makalah ini mudah mudahan pembaca
dapat menambah wawasan tentang materi pengelolahan limbah
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengelolaan
Limbah Padat
1. Penimbunan
Terbuka
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum
dikenal, yaitu metode penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary
landfill. Pada metode penimbunan terbuka. Di lahan penimbunan
terbuka, berbagai hama dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas
metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara
sekitar dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur
dengan sampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.
2. Sanitary
Landfill
Pada metode sanitary landfill, sampah
ditimbun dalam lubang yang dialasi iapisan lempung dan lembaran plastik untuk
mencegah perembesan limbah ke tanah. Pada landfill yang
lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda (plastik – lempung –
plastik – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas
metan yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat
digunakan untuk menghasilkan listrik.
3. Insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat
menggunakan suatu alat yang disebutinsinerator. Kelebihan dari
proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai
90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan
untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.
4. Pembuatan
kompos padat dan cair
Metode ini adalah dengan mengolah sampah organic seperti
sayuran, daun-daun kering, kotoran hewan melalui proses penguraian oleh
mikroorganisme tertentu. Berdasarkan bentuknya kompos ada yang berbentuk padat
dan cair. Pembuatannya dapat dilakukan dengan menggunakan kultur
mikroorganisme, yakni menggunakan kompos yang sudah jadi dan bisa didapatkan di
pasaran seperti EMA efectif microorganism 4.EMA merupakan kultur campuran
mikroorganisme yang dapat meningkatkan degaradasi limbah atau sampah organic.
5. Daur
Ulang
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu
bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang
sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku
yang baru, mengurangi penggunaan energi,
mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika
dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru
Material-material yang dapat didaur ulang dan
prosesnya diantaranya adalah:
a. Bahan
bangunan
b. Baterai
c. Barang
Elektronik
d. Logam
e. Bahan
Lainnya
1) Kaca
yang didapat dari botol dan lain sebagainya dibersihkan dari bahan kontaminan,
lalu dilelehkan bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai
sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis
jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang.
2) Kertas didaur
ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan
material kertas baru.
B. Pengelolaan
Limbah Cair
Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair
yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan
yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula.
Proses- proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan,
berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah satu. Proses pengolahan
tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial.
1. Pengolahan
Primer (Primary Treatment)
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah
berupa proses pengolahan secara fisika.
a. Penyaringan
(Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran
pembuangan disaring menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan.
b. Pengolahan
Awal (Pretreatment)
Kedua, limbah yang telah disaring kemudian
disalurkan kesuatu tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan
partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif besar.Tangki ini dalam
bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan
memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke dasar
tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
c. Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair
akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode
pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer
limbah cair. Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel –
partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar
tangki.
d. Pengapungan
(Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan
polutan berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan
menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran
kecil (± 30 – 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel
–partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat
disingkirkan.
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah
dapat disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang
telah mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang
kelingkungan (perairan).
2. Pengolahan
Sekunder (Secondary Treatment)
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses
pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat
mengurai/ mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya
adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang
umum digunakan yaitu
a. Metode
Trickling Filter
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk
mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar,
biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan ± 1 –
3 m. limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan
merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang
terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes
sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan
kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami
proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan
mikroorganisme dari air limbah.
b. Metode
Activated Sludge
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif,
limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan
lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam
tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara
aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam
mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk
mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri
disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter,
limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses
lebih lanjut jika masih dperlukan.
c. Metode
Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan
merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada
metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang
tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen
tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi
bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi.
3. Pengolahan
Tersier (Tertiary Treatment)
Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan
lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian
proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan
adalah metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter,
microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan
mangan, dan osmosis bolak-balik.
4. Desinfeksi
(Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk
membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair.
Meknisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat
tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa untuk membunuh
mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Daya
racun zat
b. Waktu kontak
yang diperlukan
c. Efektivitas
zat
d. Kadar dosis
yang digunakan
5. Pengolahan
Lumpur (Slude Treatment)
Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung,
melainkan perlu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah
biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob
digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut
atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar
(incinerated).
C. Pengelolaan
Limbah Gas
Beberapa cara menangani pencemaran udara oleh limbah
gas dan materi partikulat yang terbawah bersamanya.
1. Mengontrol
Emisi Gas Buang
Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen
oksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon dapat dikontrol pengeluarannya
melalui beberapa metode. Gas sulfur oksida dapat dihilangkan dari udara hasil
pembakaran bahan bakar dengan cara desulfurisasi menggunakan
filter basah (wet scrubber).
2. Menghilangkan
Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan
a. Filter
Udara
Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada
cerobong atau stack, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya
udara bersih yang saja yang keluar dari cerobong. Filter udara yang dipasang
ini harus secara tetap diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh (sudah
penuh dengan abu/ debu) harus segera diganti dengan yang baru.
b. Pengendap
Siklon
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah
pengedap debu / abu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik
yang berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya
sentrifugal dari udara / gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi
dinding tabung siklon sehingga partikel yang relatif “berat” akan
jatuh ke bawah. Ukuran partikel yang bisa diendapkan oleh siklon adalah antara
5 u – 40 u. Makin besar ukuran debu makin cepat partikel tersebut diendapkan
c. Filter
Basah
Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau
Wet Collectors. Prinsip kerja filter basah adalah membersihkan udara yang kotor
dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alt, sedangkan udara yang kotor
dari bagian bawah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka
debu akan ikut semprotkan air turun ke bawah.
d. Pegendap
Sistem Gravitasi
Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan
udara kotor yang ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 u atau
lebih. Cara kerja alat ini sederhana sekali, yaitu dengan mengalirkan udara
yang kotor ke dalam alat yang dibuat sedemikian rupa sehingga pada waktu
terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba (speed drop), zarah akan jatuh
terkumpul di bawah akibat gaya beratnya sendiri (gravitasi). Kecepatan
pengendapan tergantung pada dimensi alatnya.
e. Pengendap
Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk
membersihkan udara yang kotor dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan
pengotor udaranya adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan
udara secara cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya makalah ini dapat disimpulkan bahwa
limbah (Padat, Cair, Gas, dan B3) dapat dikelola sehingga tidak mencemari alam
(lingkungan) dengan cara berikut:
Limbah Cair dapat dikelolah dengan lima (5) cara
yaitu,
1. Pengolahan
Primer (Primary Treatment)
2. Pengolahan
Sekunder (Secondary Treatment)
3. Pengolahan
Tersier (Tertiary Treatment)
4. Desinfeksi
(Desinfection)
5. Pengolahan
Lumpur (Slude Treatment)
Limbah Padat dapat dikelolah dengan lima (5) cara
yaitu
1. Penimbunan
Terbuka
2. Sanitary
Landfill
3. insinerasi
4. Pembuatan
kompos padat dan cair
5. Daur Ulang
Limbah Padat Gas dikelolah dengan Dua (2) cara yaitu
1. Mengontrol
Emisi Gas Buang
2. Menghilangkan
Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan
Coin Casino - Real Money and Free Play - CasinoNow
BalasHapusGet free coins for online casinos งานออนไลน์ to play with real money. Get no 카지노사이트 deposit free spins. No deposit needed to 인카지노 play real money games, casino slots,